Mardina โ Bukittinggi
Suku Minang Kabau identik dengan Sumatra Barat, setiap saya berkunjung ke daerah lain dan saya memperkenalkan diri bahwa saya berasal dari Padang Sumatera barat, teman-teman saya akan mengatakan, bahwa saya suku Minang Kabau. Memang benar Padang atau Bukittinggi adalah tempat kediaman suku Minang Kabau. Tapi bukan satu โsatunya daerah Minang Kabau adalah Sumatera Barat.
Wilayah Minang Kabau, menurut tambo meliputi sebelah Utara adalah sikilang aie bangih (Pasaman Barat,Natal dan perbatan sumatera Utara) sebelah Timur yaitu durian ditakuak rajo (jambi), buayo putiah daguak, sialang balantak basi (rantau berangin kabupaten Kampar Riau). Sebelah selatan Taratak aie hitam (Bengkulu), muko-muko, sebelah Barat ombak nan badabua (Samudera Indonesia). Dapat kita lihat begitu luas wilayah minang kabau sampai ke Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Riau.
Wilayah Minangkabau yang luas itu dulunya dipimpin oleh seorang raja perempuan yang dinamakan Bundo Kanduang. Meskipun dipimpin oleh seorang perempuan,beliau seorang yang tangguh dan cerdas dalam memimpin kerajaan Minangkabau. Sehingga bisa memperluas wilayah kerajaan sampai ke Jambi, Sumatera selatan dan Riau. Berakar dari sini maka sistem kekerabatan di Minangkabau adalah garis keturunan ibu atau sistem kekerabatan Matrilineal.
Berbicara perempuan, mari kita simak bagaimana keseharian perempuan minang kabau. Perempuan diminangkabau mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga, memelihara, dan mengembangkan adat Minangkabau, terutama setelah ia berkeluarga. Karena dia yang akan melanjutkan garis keturunan suku Minang kabau, untuk itu perempuan minangkabau mempunyai tugas pokok dalam membentuk akhlak dan karakter manusia keturunannya. Makanya perempuan minangkabau harus menjaga tingkah laku, kesopanan dan akhlaknya dimanapun berada.
Perempuan minangkabau merupakan seorang yang lemah lembut, penurut dan sopan. Tapi perempuan minangkabau juga bisa tegas, berani dan tangguh. Bak kata pepatah kog bajalan siganjua lalai alu tataruang patah tigo samuik tapijak indak mati artinya ketika perempuan minang marah apapun bisa terjadi seperti alu (penumbuk padi dari kayu yang panjangnya kira-kira satu setengah meter) bisa patah tiga, sedangkan untuk sifat yang lemah lembutnya semut yang kecil saja jika keinjak oleh perempuan minang tidak akan mati.
Begitulah sekelumit kisah Minangkabau mulai dari wilayah dan raja yang memimpinnnya. Saya harap para pembaca dapat mengambil makna yang tersirat dari tulisan saya ini. Sebelumnya saya mohon doa teman-teman untuk kesuksesan tulisan saya ini.
Bukittinggi, 26 Mei 2024
Perempuan Minangkabau memang keren. Sukses selalu Uni Mardina
Terimakasih bunda Siti
Kerren Bu Mardina, wanita Minangkabau yang hebat
terima kasih bun
Mantap Bu Dina telah berbagi cerita
Terimakasih amak ku
Semangat Bunda Minang, mantap
Iya bun, terima kasih support nya
Luar biasa Uni Mardina
Terima kasih Prof. Imam. Semakin bersemangat setelah belajar Prof.
Mantap bundo kanduang, tapi ado yg kurang tu daerah lubuak basuang yang indah menawan๐๐๐๐๐
nanti akan bundo tulis yo sayang